“Bloody hell!”
“Hei, kamu suka Harry Potter juga ya?!” Lisa menoleh takjub. Sementara itu, sebenarnya, kalimat tadi terlintas begitu saja ketika lampu tiba-tiba mati saat aku sedang serius bekerja di depan komputer. Pekerjaan ini deadline besok sehingga aku terpaksa lembur hingga larut malam.
“Lumayan. Aku ingat beberapa mantra.”
“Mantra yang mana?” Lisa mendekat dengan semangat.
“Mm..” Kataku sambil berpura-pura menjadikan sebuah penggaris sebagai tongkat sihir. “Lumos.”
Lampu meja di ruangan bos tiba-tiba menyala. Begitu juga lampu dinding dekat pintu masuk.
“Waah, kamu benar-benar penyihir!” Lisa berdecak kagum.
Seriously, dia pikir aku benar-benar bisa sihir? Aku bergidik ngeri lalu pergi.
***
Hahahahaha….lucu mbak!
Lumos!