“…padahal dia bukan bapak kandungku.”
“Kamu bicara apa?” Ibu terbakar emosi sambil menahan tangannya agar tidak menamparku.
Waktu itu aku berbicara dengan nada biasa saja tetapi entah kenapa ibu menjadi begitu marah.
Aku bilang, bapak yang itu bukan bapak kandungku tetapi membiayai sekolahku, menjamin kesehatanku, memastikan agar makananku cukup bergizi.
Dia bukan bapak kandungku tetapi ia jauh lebih peduli.
“…padahal dia bukan bapak kandungku.”
Waktu itu aku berbicara dengan nada biasa saja, sambil menunjuk Bapak Gubernur yang sedang membagikan Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. Aku menunjuk televisi, tetapi ibu mengira aku menunjuk suaminya yang duduk di depan televisi.
***
Lucu idenya š
Hahhaaa,.. pak jokowow š
wkwkwkwk. si ibu
Aha!