Pada tulisan sebelumnya, saya sempat katakan tentang perasaan senang, lelah dan agak-kecewa yang saya rasakan ketika berlibur ke Bromo seminggu yang lalu. Di tulisan kali ini, Anda akan menemukan detailnya.
Saya merasa senang karena akhirnya saya bisa mewujudkan keinginan saya untuk pergi ke Bromo. Berawal dari obrolan ringan bersama sahabat-sahabat tentang rencana tersebut, jadilah kami menetapkan tanggal 23-24 Oktober 2010 sebagai hari bersejarah itu. 😀
Saya dan seorang sahabat berangkat dari Jakarta (ini yang saya jadikan patokan untuk menceritakan tentang akomodasi ke Bromo pada tulisan sebelumnya), sedangkan 4 orang lagi berangkat dari Bali dan kami bertemu di Malang, di Hotel Arjosari yg sudah kami booking hari sebelumnya.
Sabtu pagi pukul 08.30 semua anggota rombongan sudah berkumpul. Sampai dengan pukul 12.00 (waktu dimulainya rental mobil), kami manfaatkan waktu untuk saling bertukar kabar dan cerita setelah sekian lama tak berjumpa. Sambil istirahat juga, sih setelah menempuh perjalanan yang lumayan melelahkan.
Tepat pukul 12.00, (23/10/2010) kami dijemput oleh mobil yang kami sewa. Sopirnya sangat ramah. Kami jadi tidak segan untuk bertanya seputar kota Malang, mengingat kami baru pertama kali ke kota tersebut. Tujuan kami yang pertama adalah makan siang. Mas Karman, sopir sekaligus tour guide kami merekomendasikan bakso/bakwan Malang yang katanya enak. Oke. Kami pun menuju kesana, ke Warung Bakso Damas di Jl. Soekarno Hatta. Makanannya enak sih, tapi penjualnya kurang ramah kepada kami. 😦
Detail harga:
Bakso Damas: 9500/porsi
Setelah makan siang, kami meluncur ke Batu. Sudah tak sabar memetik apel langsung dari pohonnya. 🙂 Hasil browsing kami di internet tentang wisata kebun apel adalah pergi ke agrowisata (seperti Taman Buah Mekarsari yang menyediakan berbagai macam paket wisata di dalamnya), tapi tour guide kami lebih menyarankan untuk pergi ke kebun apel milik petani. Alasannya selain karena biaya masuknya lebih murah juga karena disana kita bisa makan apel sepuasnya (tidak hanya dua biji). Selain itu, harga per kilo apel yang ingin kita bawa pulang pun lebih murah.
Komentar: apel yang baru dipetik itu memang segar tapi rasanya belum maksimal alias masih asam. Petani apel disana bilang, semakin lama apel yang kita petik akan semakin manis dan ternyata benar. Saya sudah membuktikannya sendiri. Jadi bagi pecinta apel, petiklah yang banyak untuk dibawa pulang.. 😀
Mau ke kebun apel milik petaninya langsung.? Coba hubungi ini: Bapak Suprapto, 081334864464
Detail harga:
Tiket masuk ke kebun: 20rb/orang
Harga apel yang ingin di bawa pulang: 17rb/kilo
Dari kebun apel kami bertolak ke Museum Satwa alias Jatim Park 2. Tempatnya bagus, tapi saya tidak tahu bagaimana keadaan didalamnya karena kami tidak masuk ke museumnya sendiri. Kenapa.? Karena harga tiket masuknya mahal.. Hahaha… Jadilah kami berpuas diri dengan berfoto-foto di depan bangunannya yang megah. 😀
Detail harga:
Tiket terusan Jatim Park 2: 50rb/orang
Selanjutnya kami singgah di Batu Night Spectacular (BNS). Sesuai namanya, tempat ini merupakan tempat wisata malam dan dipenuhi dengan lampu-lampu yang diatur sedemikian rupa. Indah. Selain keindahan cahaya yang disajikan, disana juga ada beberapa wahana sederhana yang bisa dicoba. Seperti gokart dan sepeda udara. Lumayan seru sih..
Detail Harga:
Tiket masuk BNS: 10rb/orang
Tiket masing-masing wahana bervariasi mulai dari 10rb/orang s.d 30rb/orang