Dalam Lima Tahun

Ketika scrolling Instagram malam ini, saya berhadapan dengan satu foto/postingan yang membawa saya menulis ini. Yah, mungkin ada kaitannya juga dengan ide tulisan untuk mengisi lagi blog yang semakin berdebu ini. I mean, saya sudah mencatat banyak ide tulisan yang saya rangkum dari berbagai pengalaman, tapi sampai beberapa saat lalu ide-ide itu hanya berakhir di notes app pada ponsel.

For once, let’s be serious.

Topik yang saya temukan, berasal dari akun hbrascend berjudul “Following Your Passion”. Di bawahnya terdapat subjudul “Where do you see yourself in five years?”

This is me imagining my life five years from now.

1. Mutasi

Karena tipe pekerjaan saya menyebabkan saya harus mutasi ke suatu tempat di seluruh Indonesia, maka lima tahun lagi, saya tidak akan berada di kota tempat saya bekerja saat ini. Tidak seratus persen akurat, namun rata-rata durasi pegawai bekerja di satu tempat yaitu 2,5 tahun. Saya sudah berada di kota selama empat bulan. Jadi, sangat mungkin saya akan pindah bekerja ke kota lain dua tahun dari sekarang.

2. Me/penulis

Saya ingin menulis. Serius, saya ingin menulis. Lebih rajin, lebih baik, lebih luas. Satu-satunya hal yang menghalangi saya mewujudkannya yaitu demotivasi. Saya merasa tidak memiliki waktu, atau tidak memiliki tujuan yang pasti. Yang selalu saya miliki adalah ide, dan perasaan bahagia ketika mulai menjelajah internet untuk menemukan bahan yang mendukung tulisan saya.

I can blame my supervisor for not being an active mentor, tapi saya juga bisa menyalahkan diri saya sendiri karena membiarkan lingkungan mendikte saya soal manfaat dan tujuan menulis. Yup, ini bicara soal tulisan di ranah pekerjaan; artikel pendek, opini untuk dikirimkan ke media massa, jurnal ilmiah, dst.

Jadi, setelah memaksa diri menulis untuk memeriahkan sebuah event kantor bulan lalu, saya merasa bersemangat. Ada beberapa rencana tulisan yang mulai saya seriusi, dan semoga api semangat ini terus berkobar. Dalam lima tahun, saya berharap bisa menulis artikel ilmiah, dan tiga di antaranya dapat diterbitkan dalam berbagai jurnal di berbagai institusi. Ada amin?

3. Naskah

I don’t know what to say about this. Pada kenyataannya, saya masih punya kesenangan menulis fiksi. Belum ada topik yang matang terkait menulis fiksi lagi, tapi never say never. Se-mo-ga ada moment yang membuat saya tidak mundur lagi setelah mengetikkan ‘Prolog’ di halaman pertama konsep tulisan.

Meski belum tentu dikirimkan ke penerbit atau diterima untuk diterbitkan, I think satu naskah utuh dalam lima tahun bukanlah sesuatu yang mustahil.

The audacity. 🤌🏻

Tidak menyangka saya berani ‘berjanji’ seperti itu secara terbuka. Banyak orang mungkin lebih memilih diam/berahasia sampai sesuatu itu benar-benar terwujud. Mungkin saya hanya sedang meracau. Well, bukan mungkin, melainkan sangat jelas saya sedang meracau.

Apa pun itu, let’s imagine something good and slowly make it happen. Berkhayal memang menyenangkan. Semoga, berupaya mewujudkan khayalan juga sama menyenangkannya.

See ya~

Leave a comment