Menulis Kalimat Pertama Sebuah Cerita

Sudah bukan zamannya lagi memulai cerita dengan cara mendeskripsikan cuaca seperti, pada pagi yang cerah dan cahaya matahari mulai merambah masuk melalui tirai… Semakin ke sini, semakin banyak penulis yang merasakan pentingnya kalimat pertama untuk membuat pembaca penasaran dan enggan meletakkan bukunya sampai ia selesai membaca hingga halaman terakhir. Bagi penulis-penulis yang memahami ini, membuat kalimat pertama bisa jadi kegiatan yang berpotensi membuat frustasi. Bahkan ada beberapa penulis yang tidak akan beranjak menulis kalimat kedua kalau kalimat pertamanya dirasa belum sempurna. Wow.

Lalu, bagaimana ya caranya menulis kalimat pertama yang menarik minat pembaca? Berikut saya rangkumkan cara-cara/pendekatan untuk menulis killer opening line.

1. Jelas

Kalimat pertama yang baik adalah yang bisa menimbulkan gambaran di benak pembaca. Perhatikan kalimat pertama pada novel All the Pretty Horses, karya Cormac McCarthy:

“Nyala lilin dan bayangannya tertangkap pierglass secara terbalik dan terkoreksi kembali ketika dia memasuki aula juga ketika dia menutup pintu.”

Kalimat tersebut menimbulkan bayangan menarik mengenai nyala lilin yang direfleksikan secara terbalik oleh sebuah pintu. Kalimat visual seperti ini jugalah yang membuat karya-karya Cormac McCarthy diadaptasi menjadi film (All the Pretty Horses, No Country for Old Man, The Road). Kalimat pertama yang visual seperti ini ibarat montase pembukaan pada film, menggiring kita kepada sebuah adegan. Mereka menggunakan gambar, pencahayaan, dan nuansa untuk membangun mood yang akan banyak dipakai/ditemui hingga akhir pembukaan cerita.

Berbicara mengenai mood, kalimat pertama yang jelas juga adalah kalimat yang mampu membangun mood pembaca. Contohnya adalah kalimat pembuka The Bell Jar karya Sylvia Plath:

“Pada suatu musim panas yang aneh, dan gerah, pada suatu musim panas ketika mereka menghukum mati keluarga Rosenbergs menggunakan kursi listrik, dan aku tidak tahu kenapa aku ada di New York.”

Meskipun eksekusi terhadap keluarga Rosenbergs tidak ada kaitannya dengan isi narasi, tetapi kalimat tersebut berhasil membangun nuansa bahwa ada kejadian buruk yang akan terjadi.

2. Fakta

Sebuah narasi yang cukup panjang, kadang bisa disampaikan dalam satu pernyataan sederhana.

1. “Aku punya peternakan di Afrika.”

2. “Panggil aku Ishmael.”

3, “Aku adalah manusia tak kasat mata.”

4.  “Scarlett O’Hara tidak cantik.”

Kalimat nomor satu adalah milik Isak Dinesen dalam Out of Africa, kalimat nomor dua adalah milik Melville dalam Moby Dickkalimat nomor tiga adalah milik Ralph Ellison dalam Invisible Man, sedangkan kalimat nomor empat adalah milik Margaret Mitchell dalam Gone With the Wind. Tak ada tipuan, tak ada kejutan. Hanya fakta sederhana.

Selain yang sederhana, fakta lain yang bisa dimanfaatkan sebagai kalimat pembuka yang baik adalah fakta filosofis seperti dalam A Tale of Two Cities karya Charles Dickens:

“Waktu itu adalah waktu terbaik,
waktu itu adalah waktu terburuk,
waktu itu adalah era kebijaksanaan,
waktu itu adalah era kebodohan…”

Atau fakta berpasangan/berlawanan seperti dalam The Heart Is a Lonely Hunter karya Carson McCullers:

“Di kota ini ada dua orang bisu, dan mereka selalu bersama.”

Pada banyak kasus, dua fakta dijadikan satu dianggap lebih kuat dibandingkan jika mereka berdiri sendiri-sendiri. Pada contoh kalimat pertama di atas, sebuah kota dengan dua orang bisu tentu tidak terlalu memantik rasa penasaran, begitu juga dengan sebuah kota yang memiliki dua laki-laki yang tak terpisahkan. Tapi, sebuah kota dengan dua orang bisu yang tak terpisahkan? Nah, itu baru menarik perhatian.

3. Mengejutkan

Setelah beberapa kalimat yang barangkali terkesan datar, kalimat pembuka juga dapat dibuat dengan menampilkan sesuatu yang mengejutkan. Misalnya, kalimat pertama dari 1984 karya George Orwell:

“Saat itu adalah hari yang cerah dan dingin di bulan April, dan jarum jam menunjuk angka tiga belas.”

Bagaimana cara cepat menunjukkan bahwa dunia yang akan digambarkan bukanlah dunia real? Mengubah jalannya waktu. Jenius.

Lain George Orwell, lain pula Charles Dickens. Berikut adalah kalimat pembuka pada A Christmas Carol:

“Marley mati: pada mulanya.”

Mau mengejutkan pembaca? Gampangnya, mulailah cerita dengan kematian seseorang. x))

4. Spoiler

Katanya, kalimat pembuka yang baik tidak hanya membuka sebuah cerita, tetapi juga yang mampu meringkas keseluruhan cerita ke dalam satu kalimat. Sebagai contoh, The Metamorphosis karya Kafka

“Ketika Gregor Samsa terbangun di suatu pagi karena mimpi buruk, dia menemukan dirinya di atas kasur, bertransformasi menjadi kutu raksasa.”

Dari kalimat pertama, pembaca sudah bisa melihat keseluruhan perjalanan Samsa, mulai dari kesadarannya akan keadaan (menjadi) buruk sampai pengasingan yang menyakitkan, hingga akhirnya ia mati. Contoh lain, Lolita karya Vladimir Nabokov:

“Lolita, cahaya hidupku, api untuk (daging) pinggangku.”

(“Daging pinggang.” Aduh, mak. Yang ini sulit diterjemahkan. Auk, ah. Text asli: Lolita, light of my life, fire of my loins) Dalam satu kalimat tersebut, Nabokov mengungkapkan hasrat, puisi, dan bencana yang akan terjadi berikutnya. Selain dari yang telah diungkapkan, akhirnya, kalimat pertama bisa langsung menjurus seperti ini:

“Kalian akan mulai membaca novel terbaru karya Italo Calvino, If on a Winter’s Night a Traveler …”

Dan novel If on a Winter’s Night a Traveler karya Italo Calvino benar-benar dibuka dengan kalimat tersebut. :))

—-

*) Tulisan di atas dirangkum (dan diterjemahkan secara bebas, semoga nggak merusak makna) dari sini dan sini.

[Giveaway #1TahunBFG] Membuat Kalimat Pertama Cerpen

Oke, tulisan di atas saya buat untuk melengkapi giveaway kecil-kecilan yang kemarin saya adakan, dan hari ini adalah waktunya mengumumkan pemenang. Tanpa basa-basi, inilah pemenangnya.

IMG_6358

Selamat, Benedikta Sekar! Kamu berhak mendapatkan ini: IMG_6291

Pengumumannya belum selesai, karena saya memutuskan bahwa pemenangnya tidak hanya satu melainkan dua. Jadi pemenang kedua adalah sebagai berikut.

IMG_6359

Selamat, Dyar Ayu! Kamu bisa pilih salah satu dari buku yang ada di foto ini:

buku baru (segel)

buku baru (segel)

Selanjutnya, mohon konfirmasikan alamat kirim dan nomor telepon kalian ke alamat email: mandewi.mandewi@gmail.com segera, ya. Sekali lagi selamat  untuk Benedikta Sekar dan Dyar Ayu, dan untuk yang belum menang, tunggu giveaway lainnya. Siapa tahu kali berikutnya, giliran kalian yang menang. :))

***