Buku Terbaik Tahun 2014 (Bagian 2)

GR01GR02GR03GR04

[lanjutan dari postingan ini]

4. Novel-novel yang Membuat Kamu Seketika Ingin Melakukan Semua yang Ingin Kamu Lakukan Sebelum Mati Besok

Penyesalan itu tak enak, Jenderal! Maka sebelum mati, lakukan apa yang perlu kamu lakukan. Barangkali buku-buku berikut ini mengamini betul kalimat, hiduplah seolah-olah kamu mati besok.

Satu Hari Bersamamu karya Mitch Albom bercerita tentang near death experience yang membawa Charley bertemu kembali dengan ibunya yang sudah meninggal. Dalam satu hari itu, mereka melakukan kegiatan layaknya hari biasa, dan Charley menceritakan hal-hal yang masih mengganjal dan belum sempat diceritakan kepada ibunya dulu. Sebagai gantinya, Charley juga mendengar cerita-cerita yang dulu belum pernah ia tahu.

Di novel Surat Panjang tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya (SPTJKYJTC), fokus utamanya adalah tentang cinta yang tak tersampaikan padahal mereka adalah sahabat sedari kecil. Lalu si tokoh perempuan mengidap penyakit dan menjelang mati. Bahkan kalimat terakhir di surat terakhir tak pernah selesai ia tulis karena maut menjemputnya lebih cepat. Mengharukan.

Terakhir, Horeluya karya Arswendo Atmowiloto, yang pesannya adalah lakukan apa pun, berikan apa pun yang diinginkan anakmu yang sedang berjuang melawan penyakit dengan kemungkinan sembuh sangat kecil, lakukan semua, berikan semua, toh usianya tak lama lagi. Wujudkan keinginannya sebelum terlambat. Agar ia pergi dengan tenang, dengan senang.

Membaca buku-buku ini kalian harus siapkan tisu karena penulis berhasil membuat kematian sebagai sesuatu yang menakutkan sekaligus menyedihkan. Satu lagi, bahwa benar, tak ada yang benar-benar siap menghadapi kematian.

5. Novel-novel yang Membuat Kamu Seketika Ingin Mempertimbangkan Ulang Alasan-alasan Sebelum Menentukan Pilihan

Perihal rencana memiliki anak, bisa menjadi hal yang pelik bagi pasangan baru menikah Alan dan Rine dalam Oksimoron karya Isman H. Suryaman. Dan bahkan ketika pilihan tersebut sudah mantap mereka putuskan, toh ternyata tidak membuat kehidupan rumah tangga mereka berjalan lancar. Utamanya karena turut campurnya para oranguta/mertua yang tentu saja menginginkan cucu. Keputusan untuk tidak memiliki keturunan, yang bagi pasangan pengantin ini sudah final, mendadak goyah. Ternyata membuat keputusan tertentu, tidak bisa hanya mementingkan keinginan dua orang saja.

Membuat keputusan penting juga harus dilakukan oleh Ashlyn mengenai kekasihnya Jaeed yang tukang judi. Dalam Black Jack karya (duet) Clara Ng dan Felice Cahyadi, Ashlyn digambarkan jatuh cinta berat dengan Jaeed yang penipu abis. Sudah banyak teman-teman Ashlyn yang menyarankan untuk putus saja dari Jaeed, tetapi toh keputusan tetap ada di tangan Ashlyn. Berkali-kali Ashlyn ditipu, dirayu, diajak berjudi. Bahkan uang kuliah Ashlyn pun turut direlakan kepada Jaeed sebagai modal judi. Salahkan pilihan Ashlyn untuk terus bersama Jaeed? Pilih cinta atau masa depan yang cerah? Lanjut pacaran atau putus saja? Seberapa banyak kekurangan-kekurangan pasangan yang bisa kamu toleransi? Apakah ada kelebihan dia yang bisa menutupi kelemahan-kelemahan?

Jangan mati dulu. Kalau bisa. Setidaknya, saat ini kalian masih punya pilihan untuk mati atau tidak. Buktinya kalian tidak bunuh diri. Artinya kalian memilih untuk hidup. Pilihan yang sama (mau terus hidup atau mati saja) juga dialami oleh Mia dalam novel If I Stay karya Gayle Forman. Setelah mengalami kecelakaan yang membunuh kedua orangtuanya serta adik laki-lakinya, apakah ia masih punya alasan untuk hidup? Dalam keadaan (tubuh yang) koma, roh Mia menyaksikan kakek nenek, paman, bibi, sepupu, sahabat, hingga sang kekasih berada di sisinya dan berusaha menyemangati agar ia tak berhenti berjuang. Bahwa keputusan untuk hidup atau mati, tidak berada pada dokter atau bantuan alat-alat kesehatan, melainkan ada pada dirinya sendiri. Apakah kehadiran mereka cukup membuat Mia memilih untuk melanjutkan hidup? Karena jika ia memutuskan untuk hidup, maka mata itu akan terbuka. Sebaliknya, bila ia memilih mati saja, maka selamanya ia tak akan bereaksi apa-apa.

Jadi, apa yang membuat kalian memilih untuk terus menjalani hidup yang barangkali tidak terlalu baik ini, alih-alih bunuh diri? Lalu setelah memilih, bisakah kalian bertanggung jawab atas pilihan-pilihan tersebut?

6. Novel-novel yang Menurut Saya Wajib Kamu Baca

Selain buku-buku yang saya sebut di kategori sebelumnya, buku-buku berikut adalah buku-buku yang juga wajib kalian baca.

Tak cukup hanya dengan menonton filmnya saja, kalian juga harus membaca novelnya. Ca Bau Kan karya Remy Sylado memadukan budaya Cina dan sejarah kemerdekaan Indonesia yang dikemas dengan cara menyenangkan. Saya menyukai banyaknya aksen bicara yang dipakai. Ada aksen Betawi, Belanda, Mandarin dan Jawa. Juga percampuran dua di antaranya. Seru. 😀 Berhubung novel ini menggambarkan budaya Tionghoa dengan sangat sangat kental, kalian juga akan menemukan kalimat-kalimat bijak dari negeri Cina.

Lima bintang untuk cerita Marni dan empat bintang untuk cerita Rahayu dalam Entrok karya Okky Madasari. Ditulis dari dua sudut pandang (Marni dan Rahayu), saya lebih tertarik dengan gaya ‘berbicara’ Marni yang ceplas-ceplos, njawa dan apa adanya. Entrok menggambarkan kehidupan kelas bawah. Tidak ada cuplikan kehidupan mewah orang-orang kelas atas, karena tokoh (dan setting-nya) adalah orang desa, tidak sekolah, tapi memiliki pemikiran yang luar biasa. Bahwa pengalaman adalah guru paling berharga.

Barangkali belum banyak novel yang menceritakan Bali secara Bali banget. Nah, sebagai orang Bali, saya merekomendasikan bagi yang mau melihat sisi lain (budaya) Bali, kalian wajib baca Tarian Bumi karya Oka Rusmini. Oiya, Oka Rusmini juga baru saja memenangkan Kusala Sastra Khatulistiwa kategori puisi dengan buku kumpulan puisi yang berjudul Saiban. Kualitas tulisannya tak perlu diragukan lagi.

Terakhir adalah kumpulan cerpen. Yaitu, Kumpulan Budak Setan. Berisi dua belas cerpen genre horor karya tiga cerpenis. Eka Kurniawan, Intan Paramaditha, dan Ugoran Prasad. Kumcer ini adalah tribute untuk Abdullah Harahap, penulis horor populer yang produktif di era 1970-1980an. Ketiga cerpenis yang terlibat pun adalah cerpenis yang namanya sudah tidak asing lagi di dunia penulisan. Pokoknya, too much greatness in one book!

*

Jadi, buku-buku apa yang membuat kalian mempertimbangkan kembali alasan-alasan kalian sebelum menentukan pilihan? Juga buku-buku apa yang menurut kalian wajib saya baca?

***

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s