Daripada Singapura, sebenarnya yang lebih ingin saya kunjungi adalah Danau Toba atau Toraja, Derawan atau Menjangan, Angkor Wat atau Chiang Mai. Tapi kadang, keinginan tidak sejalan dengan kesempatan. Tahu-tahu konser Maroon 5 di Jakarta dibatalkan oleh penyelenggara. *patah hati*
Yang pertama saya lakukan begitu mendengar kepastian pembatalan konser tersebut adalah, secepatnya memutuskan, “Oke, ke Singapura kitah!” lalu saya pun berburu tiket masuk gelaran F1. Cukup beli tiket semurah mungkin karena saya tidak paham sama sekali tentang F1, pokoknya yang paling penting tiket itu bisa membawa saya pada sang idola.
Proses pembelian tiket berhasil. Pembelian tiket pesawat untuk tanggal tersebut juga berhasil. Pun pemesanan penginapan. Karenanya, saya pikir tinggal duduk manis saja menunggu tanggal 19 September 2015. Nyatanya, saya masih dihadapkan pada persoalan pelik tahun ini yang bikin saya pengin makan enak dan banyak. Ah, alasan. Bahwa proses pengambilan tiket fisik hanya bisa dilakukan hingga tanggal 10 September 2015. Sepertinya ini karena tiket yang saya beli adalah tiket kelas bawah hahaha–di kemudian hari ada selebtwit yang posting bahwa ia (bisa) mengambil tiketnya di hari H. Beda kelas, ya. Iya.
Tapi ya sudahlah, ya.
Tanggal 10 September 2015 jatuh pada hari kerja, artinya saya punya waktu di satu akhir pekan sebelum batas akhir pengambilan tiket. Dan karena saya bepergian tidak dalam grup, juga tidak menemukan pihak-pihak yang bisa dimintai tolong–yang ini karena malas berusaha sih, akhirnya saya memutuskan, “Oke, ke Singapura kitah!”
Realisasi untuk belanja transportasi naik jadi dua kali lipat. Karena saya tidak mau biaya penginapan juga naik dua kali lipat, maka saya berlaku layaknya pebisnis yang amat sibuk dengan jadwal rapat di mana-mana. Pergi pulang pada hari yang sama, 5 September 2015.
Di Singapore Post (kantor pos) di kawasan HarbourFront Centre, pengambilan tiket berjalan lancar. Prosesnya cepat, petugasnya ramah.
19 September 2015
GUE NONTON MAROON 5 LIVE, OMG! HAHAHA!
Saya pikir Adam Levine yang akan paling menarik perhatian saya, ternyata yang lebih enak dilihat adalah Mickey Madden. Entah, ya. Mungkin ada kaitannya dengan suara Adam yang sedang tidak dalam kondisi maksimal. Agak serak. Beberapa kali berdeham untuk melegakan tenggorokan. Dan terlihat berusaha keras sekali untuk bisa mencapai nada tinggi. Di awal-awal, sih, masih dapat. Tapi di akhir, Adam memilih untuk membelokkan part-part bernada tinggi ke nada rendah. Get well soon lah, ya. *bikinin jeruk bakar plus kecap*
Yang ditunggu-tunggu kesampaian juga. Dari awal tampil, Adam masih pakai baju lengkap. Pas di akhir, tahu-tahu sudah bertelanjang dada. *merona*
Saya tidak mengambil banyak foto dan sama sekali tidak mengambil video. Dari awal merencanakan akan menonton mereka konser, saya sudah bertekad untuk ikut bernyanyi di semua lagu–meskipun di beberapa lagu saya cuma hapal bagian refreinnya saja, jadi cuma bagian itu yang saya nyanyikan. :’D
Tapi yang bikin saya heran adalah, ternyata ada juga penonton yang lebih suka mengambil foto dan merekam video daripada ikut menyanyi dan menggoyangkan badan. I mean, you cannot not dance ketika mereka membawakan lagu Makes Me Wonder, Moves Like Jagger atau Sugar. And you cannot not melambaikan tangan ketika mereka membawakan lagu Sunday Morning. Aaa~~~
Well, untuk bisa sampai di Zone 4 Padang Stage, saya sadar bahwa mahal sekali harga yang harus dibayar demi menyaksikan idola. But in the end it’s all worth it. REALLY REALLY WORTH IT!
Dibuktikan dengan radang tenggorokan yang saya derita pasca heboh teriak-teriak. Itu kali pertama saya radang tenggorokan yang lumayan parah sampai saya harus ke dokter–biasanya sakit tenggorokan saya selesai dengan rutin minum air putih hangat.
Tapi jelas belum kapok lah.
WE WANT MORE! WE WANT MORE! WE WANT MORE!
❤ ❤ ❤
***
hello kak, rekomendasi untuk nonton maroon 5 biasanya antri berapa jam sebelum gate dibuka? saya gak pernah nonton konser sii.. baru besok thn 2019.
Dulu aku nontonnya pas acara F1. Jadi begitu balapan dimulai kami langsung duduk di depan panggung, nonton balapan dari layar besar sampai selesai dan langsung nonton konser di sana. Nggak ada jam buka selayaknya konser pada umumnya.