Setelah mini launching Hilangnya Maryam dan Perkara-Perkara Lain yang terlaksana pada Februari 2016 lalu, kami mengadakan acara berikutnya yang sudah bukan lagi launching melainkan bookshow. :))
*
Pada bookshow tanggal 20 Maret 2016 ini, akhirnya kami berhasil mendatangkan Dy Lunaly. Yeay! Dy adalah seorang novelis, namun kali ini kami bekerja sama dengannya dalam hal memvisualisasikan masing-masing tokoh perempuan dalam kumcer #HilangnyaMaryam ke dalam bentuk sketsa. Karena ini karya kolaborasi antara cerpen dan sketsa, maka Dy tidak mau bekerja sendirian. Dy meminta masing-masing cerpenis untuk mendaftar unsur-unsur apa saja yang mereka inginkan ada dalam sketsa. Beberapa daftar masih terlalu umum, beberapa lainnya sangat spesifik. Hasilnya, beberapa sketsa dibuat tanpa hambatan berarti, beberapa lainnya membutuhkan beberapa kali revisi.
“Salah satu sketsa yang sulit adalah yang mewakili warna nila. Sketsa tersebut menggambarkan perempuan yang sedang tumbuh dari seorang gadis menjadi seorang perempuan dewasa.” — Dy Lunaly

Bincang-bincang bersama Dy Lunaly dipandu oleh Danis Syamra.
*
Selain berbagi cerita mengenai sketsa, di bookshow ini, kami juga berhasil mendatangkan Pringadi Abdi Surya. Pring adalah penulis. Karya terbarunya adalah buku kumpulan puisi Aku Cukup Menulis Puisi, Masihkah Kau Bersedih? dan novel kolaborasi 4 Musim Cinta. Selain itu, Pringadi juga adalah editor di penerbit Exchange (grup Kaurama).
“Tidak ada karya yang buruk. Yang ada hanyalah penulis yang buruk.” –Pringadi AS

Bincang-bincang bersama Pringadi yang saya pandu.
Menurut Pringadi, tokoh/karakter adalah plot. Dan sebaliknya, plot adalah karakter. Untuk menarik minat pembaca, si karakter harus mengalami sesuatu yang seru. Bagaimana bila tokoh tersebut hidupnya datar-datar saja? Pertemukan ia dengan tokoh lain yang spektakuler! Ha!
“Kalau aku, karakter yang bagaimana?” tanya Pringadi kepada peserta sambil menampilkan gambar berikut. :))
*
Bookshow Hilangnya Maryam dan Perkara-Perkara Lain bisa jadi tidak akan seseru kemarin apabila dilaksanakan di tempat lain. Untuk itu, terima kasih kepada Tomyam Kelapa yang sudah rela tempatnya kami acak-acak karena pesanan makanan kami yang banyakkk. Hehe.
Untuk kalian yang suka tomyam tapi takut dengan asamnya, jangan khawatir. Tomyam di sini sudah disesuaikan dengan lidah lokal. Untuk kalian yang tidak/suka pedas, juga jangan khawatir. Karena di sini kalian bisa memesan tomyam dengan tingkat pedas yang berbeda-beda. Sayangi lambung, makan pedaslah dengan bijak. :))
Lalu, tomyan + kelapa muda? Ya! Penyajian tomyam di batok kelapa muda membuat pengalaman makan tomyam di sini menjadi semakin unik.

Tomyam (yang disajikan di batok) Kelapa.
Sedang seru-serunya menyimak cerita tentang penokohan, para peserta disuguhi Kue Cubit Genit. Iya, genit. Lihat saja topping-nya. ❤ Antara gemas ingin makan dan enggan merusak tampilannya. Tapi pada akhirnya, rasa penasaran yang menang. Mari makan! *lalu nagih*

Kue Cubit Genit.
Terima kasih juga kepada uluwala untuk pouch-nya, LineBookShop untuk isi pouch-nya, fiksimetropop untuk buku-buku di meja bookswap, dan tentu saja kalian semua yang hadir dan meramaikan.

Dapat ini di meja bookswap.
*
Omong-omong, bagi kalian yang belum punya #HilangnyaMaryam dan Perkara-Perkara Lain, sila dapatkan di nulisbuku.com. Jangan ragu beli. Karena apa? Karena:
- Keuntungan penjualannya 100% akan didonasikan
- Cerpennya keren-keren
- Penulis-penulisnya juga
*
Akhirnya, semoga bookshow #HilangnyaMaryam dan Perkara-Perkara Lain kemarin bisa memberikan manfaat positif untuk kita semua. Kapan-kapan bertemu lagi, ya!
***
Masih memikirkan pendapat uda yang bilang aku kayak hamil. Oke, ini efek baju balon itu 😦 Lalu siapa bapaknya #LHO
Itu gambaran kamu di masa depan kalau ga jaga makanan, Mput *kabur
*tampar pake raket nyamuk* Tiati uda, kutukan orang padang itu sakti. *kutuk uda jadi obesitas*
(((gambaran masa depan)))
*setrum mbok pake raket nyamuk*
Reblogged this on Bukunya Mput and commented:
Bookshow Hilangnya Maryam dan Perkara-Perkara Lain bersama Pringadi Abdi Surya dan Dy Lunaly. 20 Maret 2016.