Mengejar Matahari Terbit di Puncak Sikunir

Melanjutkan cerita tentang Dataran Tinggi Dieng yang tak ada habisnya, satu lagi spot wajib untuk dikunjungi di kawasan Dieng adalah Puncak Sikunir. Dari sini, kita akan bisa melihat matahari terbit yang cantik banget dan terkenal dengan sebutan golden sunriseLove!

Perjuangan mencari keindahan ini dimulai sejak pukul 3 pagi ketika kami dibangunkan untuk bersiap-siap. Tak lama kemudian, kami berangkat menuju titik mula pendakian. Jarak antara penginapan dengan titik mula pendakian cukup dekat, hanya sekitar 15 menit dengan mobil sewaan kami. Kepagian! Tapi kami tidak sendirian, banyak kelompok lain yang ternyata sudah berdatangan.

Tak jauh dari tempat parkir, terdapat suatu tanah lapang (ada danau juga) yang penuh dengan tenda. Rupanya berkemah di pinggir danau di kawasan ini menjadi salah satu alternatif untuk menikmati Sikunir dengan cara yang berbeda.

Mendadak membayangkan tiduran di pinggir danau sambil memandangi langit malam penuh bintang. Hmm, bisa nih dicoba di kesempatan lain.

Awalnya saya pikir pendakian menuju Puncak Sikunir ini akan penuh dengan hutan, bebatuan, sungai kecil, tanjakan-tanjakan tajam. Ternyata banyak bagian jalan yang sudah dipermudah dengan tangga batu/beton lengkap dengan tiang di pinggiran untuk berpegangan. Ada, sih, bagian-bagian yang masih alami tapi tidak banyak. Dengan segala kemudahan jalur pendakian tersebut, diri ini tetap saja ngos-ngosan.

538

Saingannya banyak banget! Semuanya ingin mendapat spot terbaik untuk mengabadikan pengalaman ini.

548

Ketika matahari sudah cukup tinggi tetapi belum ingin segera turun, kita bisa duduk-duduk sejenak sambil ngeteh/ngopi pagi, ngemil, dan ngobrol dengan bapak pedagang. Katanya, Puncak Sikunir pertama kali dipertimbangkan untuk menjadi tempat wisata setelah pendaki Perancis berkunjung ke sini, sekitar tahun 80an. Informasi lain dari bapak pedagang, puncak yang mainstream dikunjungi orang (ya, yang kami datangi) bukanlah puncak terbaik untuk melihat matahari terbit. Ada puncak lain yang jarang diketahui wisatawan tetapi menawarkan pemandangan yang lebih oke. Hmm…

570

Perjalanan turun ketika langit sudah terang, membuat kita menyadari jalur yang kita lalui pagi tadi. Begini, nih:

596

599

610

Hal lain yang menarik perhatian saya adalah, sembari menikmati menyatu dengan alam kita juga diingatkan untuk senantiasa mempertahankan sifat baik dalam diri melalui kalimat-kalimat bijak yang tersebar di sepanjang jalur pendakian. Sebagai contoh, kalimat milik Gus Mus berikut ini:

“Sambutlah pagi dengan menyalami matahari, menyapa burung-burung, dan tersenyum pada bunga-bunga atau mendoakan kekasih. Jangan awali harimu dengan melaknati langit.”

Yha!

589

602

606

607

Mendadak pengin sembahyang dan mengaku dosa nggak, sih?

***

2 thoughts on “Mengejar Matahari Terbit di Puncak Sikunir

  1. 'Ne says:

    terakhir ke Si kunir saat saya belum melahirkan hehe.. Saya dan sipartner sepasang pengantin muda hihi, main ke si kunir. waktu itu kita nginep gratis di rumah rizy si anak gimbal.
    tapi katanya sikunir masih belum apa-apa dibanding ke prau yah, lebih keren juga pengen juga naik ke prau, tapi entah apa saya masih kuat untuk naik lagi 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s