Aku adalah debu yang merasuk cepat ke matamu
yang kau rayu agar segera pergi dengan airmata sendu
Entah kebetulan entah apa
Tuhan tak pernah bilang siapa yang sedang Ia beri pertanda
Aku adalah basah di telapak tanganmu
kau usapkan lembut ke dadamu
Aku pernah berada sedekat itu dengan detak jantungmu
Aku adalah garis di telapak tanganmu
yang ‘kau caritahu artinya pada seorang cenayang kampung
Aku pernah berada sedekat itu dengan denyut nadimu
Aku menunggu Ia bicara tentang takdir kita berdua
Aku adalah angin yang mengibaskan rambutmu
yang kadang kamu tahan dengan buku puisi kesukaanmu
Entah kebetulan entah apa
Ia tak pernah bilang untuk berhenti mencoba
Aku adalah badai yang memorak-porandakan rumahmu
Aku adalah api yang membakarnya kemudian
Aku adalah relawan yang menolongmu pulih
Aku adalah yang harus kamu sadari keberadaannya
Sekarang
atau tidak tidak sama sekali
*
puisinya bagus . Salam kenal 😀
Halo, Masya. Salam kenal juga ya. Makasi sudah mampir dan meninggalkan jejak. Oiya, makasi juga buat jempolnya buat banyak postingan aku di blog. Happy! \m/
hehe.. Iya sama2 🙂
Kereen banget puisinya, 🙂
Aaakkk! Makasii. :))